SERI KAJIAN : Shalatnya orang-orang muhsin (Keutamaan Shalat Malam)



 

Keutamaan Shalat Malam

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh mengerjakan shalat malam ini. Hinngga kaki beliau bengkak karena mengerjakannya. Ummum Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengerjakan shalat malam sampai telapak kaki beliau membengkak karena panjangnya berdiri. Sehingga ‘Aisyah pun bertanya, “wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan seperti ini? Bukankah Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu maupun yang akan datang?”. Maka jawaban Nabi kepada ‘Aisyah, “bukankah lebih baik aku menjadi hamba yang bersyukur?”.

Begitulah Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau senantiasa dan selalu mengerjakan shalat yang sangat agung ini.

 

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;…“(QS. Al-Isra'[17]: 79)

 

KEUTAMAAN SHALAT MALAM

Diantara faedah shalat malam ini adalah:

Pertama, bahwa shalat malam ini adalah salah satu penyebab seorang hamba masuk kedalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi)

 

Mereka berdiri menghadap Allah subhanahu wa ta’ala khususnya pada akhir malam ketika Allah subhanahu wa ta’ala turun kelangit dunia. Allah dapati mereka berdiri mengerjakan shalat, tunduk dan taat, memohon, berdo’a, bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Kedua, shalat malam menjadi salah satu sebab terangkatnya derajat seorang hamba didalam surga. Shalat malam bukan hanya dapat memasukkan seorang hamba kedalam surga, tapi juga shalat malam dapat mengangkat derajat. Tingkatan seorang hamba didalam surga tersebut.

Ketiga, orang yang menjaga shalat malam termasuk golongan muhsinin (orang-orang yang berbuah ihsan) yang berhak memperoleh rahmat Allah dan mendapatkan surganya. Sebagaimana yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

 

كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ﴿١٧﴾ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿١٨﴾

“Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz-Dzariyat[51]: 19)

 

Mereka tidur, tetapi mereka tidak terlepal dalam tidur nya. Mereka tidak lupa untuk bangun menghadap Rabbnya dan meminta ampun. Khususnya pada waktu sahur. Yaitu ketika Allah subhanahu wa ta’ala turun ke langit dunia. Allah subhanahu wa ta’ala menjanjikan ampunan dan surga bagi orang-orang yang bangun ditengah malam.

Keempat, Allah subhanahu wa ta’ala memuji orang yang bangun ditengah malam. Allah subhanahu wa ta’ala masukkan mereka dalam rombongan hamba-hambaNya yang tekun ibadah. Allah berfirman:

 

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا ﴿٦٤﴾

“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqon[25]: 64)

 

Salah satu sifat hamba-hamba Allah yang tekun beribadah adalah hamba yang menghambakan dirinya kepada Allah adalah yang melalui malam dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.

Kelima, diantara faedah shalat malam adalah para malaikat akan memberi persaksian atas kesempurnaan hamba yang suka bersujud dimalam hari. Malaikat  akan menjadi saksi iman mereka.

Keenam, Allah subhanahu wa ta’ala menampik adanya persamaan antara mereka dengan yang lainnya. Yaitu orang-orang yang rajin mengerjakan shalat malam berada dalam rombongan khusus. Ini adalah keistimewaan dan penghormatan Allah kepada orang-orang yang rajin mengerjakan shalat malam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

 

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ ﴿٩﴾

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar[39]: 9)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH : AL WAHYU (ULUMUL QUR'AN)

MAKALAH : TEKNIK MENERJEMAH JUMLAH SYARTHIYYAH

MAKALAH : ISRAILLIYAT DALAM PENAFSIRAN